Trauma Thoraks
A.
Pengertian
Trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya atau cedera
fisiologis akibat gangguan emosional yang hebat (Brooker, 2001)
Trauma dada adalah trauma tajam atau tembus thoraks
yang dapat menyebabkan tamponadejantung, perdarahan, pneumothoraks,
hematothoraks, hematompneumothoraks (FKUI, 1995).
Jadi, trauma toraks adalah
cedera atau luka yangmengenai rongga toraks yang dapat menyebabkan kerusakan
pada dinding toraks ataupun isi dari cavum toraks yang dapat disebabkan oleh
benda tajam ataubenda tumpul dan dapat menyebabkan keadaan gawat torak akut.
B. Anatomi
dan Fisiologi
Kerangka rongga toraks, merincing pada bagain atas torak
dan berbentuk kerucut, terdiri dari sternum, 12 vertebra, 10 pasang
iga yang terakhir di anterior dalam segmen tulang rawan, dan 2 pasang iga yang
melayang. Kartilago dari enam iga pertama memisahkan artikulaso dari sternum;
katilago ketujuh sampai sepuluh berfungsi membentuk kostal-kostal sebelum
menyambung pada tepi bawah sternum. Perluasan rongga pleura di atas klavikula
dan atas organ dalam abdomen penting untuk dievaluasi pada luka tusuk.
·
Muskulatur.
Muskulus-muskulus
pektoralis mayor dan minor merupakan muskulus utama dinding anterior toraks.
Muskulus latisimus dorsi, trapezius, rhomboideus, dan muskulus gelang bahu
lainnya membentuk palisan muskulus posterior dinding toraks. Tepi bawah
muskulus pektoralis mayor membentuk lipatan/plika aksilaris anterior,
lengkungan dan muskulus latisimus dorsi dan teres mayor membentuk lipatan/plika
aksilaris posterior.
·
Pleura.
Pleura adalah
membrane aktif serosa dengan jaringan pembuluh arah dan limfatik. Di sana
selalu ada pergerakan cairan, fagositosis debris,menambal kebocoran udara dan
kapier. pleura viseralis menutup paru dan sifatnya tidak sensitive. pleura
berlanjut sampai ke hilus dan mediastinum bersama pleura parietali, yang
melapisi dinding dalam toraks dan diafragma. Kebalikan dengan pleura viseralis,
pleura parietalis mendapatkan persarafan dari ujung saraf (nerveending); ketika
terjadi penyakit atau cedera, mak timbul nyeri. Pleura parietalis memiliki
ujung saraf untuk nyeri; hanya bila penyaki-penyakit menyebar ke pleura ini
maka akan timbul. Pleura sedikit melebih tepi paru pada tiap arah dan
sepenuhnya terisi dengan ekspansi paru-paru normal; hanya ruang potensial yang
masih ada.
·
Ruang interkostal.
Pleura
parietalis hampir semua merupakan lapisan dalam, diikuti oleh tiga lapis
muskulus-muskulus yang mengangkat iga selama respirasi tenang/normal. Vena,
arteri nervus dari tiap rongga interkostal berada di belakang tepi bawah iga.
Karena jarum torakosentetis atau klein yang digunakan untuk masuk ke pleura
harus dipasang melewati bagian atas iga yang lebih bawah dari sela iga yang
dipilih.
·
Diafragma.
Bagian muskular
perifer berasal dari bagian bawah iga keenam dan kartilagokosta, dari vertebra
lumbalis, dan dari lengkung lumbokostal; bagian muskular melengkung membentuk
tendo sentral. Nervis frenikus mempersarafi motorik, interkostal bahwa
mempersarafi sensorik. Diafragma yang naik setinggi putung susu, turut berperan
sekitar 75% dari ventilasi paru-paru selama respirasi biasa/tenang.
C.
Etiologi
dan klasifikasi
1)
Tamponade jantung : disebabkan luka tusuk dada yang tembus ke
mediastinum/daerah jantung.
2)
Hematotoraks : disebabkan luka tembus toraks oleh benda tajam, traumatik atau
spontan
3)
Pneumothoraks : spontan (bula yang pecah) ; trauma (penyedotan luka rongga
dada) ; iatrogenik (“pleural tap”, biopsi paaru-paru, insersi CVP, ventilasi
dengan tekanan positif) (FKUI, 1995).
D. Patofisiologi
Tusukan/tembakan,
pukulan, benturan, ledakan, deselerasi, spontan menyebabkan Trauma dada.
Trauma
dada mengakibatkan:
1.
Tamponade jantung : Perdarahan dalam perikardium menyebabkan nyeri akut sehingga terjadi pengaliran darah
kembali ke atrium yang apabila lambat tertolong dapat menyebabkan kematian.
2.
Hematotoraks : Perdarahan/syok menyebabkan ketidakefektifan pola napas
3.
Pneumothoraks : Udara masuk kedalam rongga pleural menyebabkan udara tidak
dapat keluar sehingga tekanan pleura meningkat.
1,2,
& 3 dapat menyebabkan Ketidakefektifan pola napas.
Tension pneumothorak cedera pada paru memungkinkan
masuknya udara (tetapi tidak keluar) ke dalam rongga pleura, tekanan meningkat,
menyebabkan pergeseran mediastinum dan kompresi paru kontralateral demikian
juga penurunan aliran baik venosa mengakibatkan kolapnya paru. Pneumothorak
tertutup dikarenakan adanya tusukan pada paru seperti patahan tulang iga dan
tusukan paru akibat prosedur infasif penyebabkan terjadinya perdarahan pada
rongga pleural meningkat mengakibatkan paru-paru akan menjadi kolaps. Kontusio
pasru mengakibatkan tekanan pada rongga dada akibatnya paru-paru tidak dapat
mengembang dengan sempurna dan ventilasi menjadi terhambat akibat terjadinya
sesak nafas. Sianosis dan tidak menutup kemungkinan akan terjadi syok.
E.
Manifestasi Klinis
1) Tamponade
jantung :
·
Trauma tajam didaerah perikardium atau
yang diperkirakan menembus jantung.
·
Gelisah.
·
Pucat, keringat dingin.
·
Pekak jantung melebar.
·
Bunyi jantung melemah.
·
Terdapat tanda-tanda paradoxical pulse pressure.
·
ECG terdapat low voltage
seluruh lead.
·
Perikardiosentesis keluar darah (FKUI,
1995).
2) Hematotoraks :
·
Pada WSD darah yang keluar cukup banyak
dari WSD.
·
Gangguan pernapasan (FKUI, 1995).
3) Pneumothoraks :
·
Gagal pernapasan dengan sianosis.
·
Kolaps sirkulasi.
·
Dada atau sisi yang terkena lebih resonan pada
perkusi dan suara napas yang terdengar jauh atau tidak terdengar sama sekali.
·
pada auskultasi terdengar bunyi klik (Ovedoff, 2002).
·
Jarang terdapat luka rongga dada,
walaupun terdapat luka internal hebat seperti aorta yang ruptur. Luka tikaman
dapat penetrasi melewati diafragma dan menimbulkan luka intra-abdominal
(Mowschenson, 1990).
F.
Komplikasi
a. Surgical
Emfisema Subcutis
Kerusakan pada
paru dan pleura oleh ujung patahan iga yang tajam memungkinkan keluarnya udara
ke dalam cavitas pleura dari jaringan dinding dada, paru.
Tanda-tanda
khas: penmbengkakan kaki, krepitasi.
b. Cedera Vaskuler
Di antaranya
adalah cedera pada perikardium dapat membuat kantong tertutup sehingga
menyulitkan jantung untuk mengembang dan menampung darah vena yang kembali.
Pembulu vena leher akan mengembung dan denyut nadi cepat serta lemah yang
akhirnya membawa kematian akibat penekanan pada jantung.
c. Pneumothorak
Adanya udara
dalam kavum pleura. Begitu udara masuk ke dalam tapi keluar lagi sehingga
volume pneumothorak meningkat dan mendorong mediastinim menekan paru sisi lain.
d. Pleura Effusion
Adanya udara,
cairan, darah dalam kavum pleura, sama dengan efusi pleura yaitu sesak nafas
pada waktu bergerak atau istirahat tetapi nyeri dada lebih mencolok. Bila
kejadian mendadak maka pasien akan syok.
Akibat adanya
cairan udara dan darah yang berlebihan dalam rongga pleura maka terjadi tanda –
tanda :
1) Dypsnea
sewaktu bergerak/ kalau efusinya luas pada waktu istirahatpun bisa terjadi
dypsnea.
2) Sedikit
nyeri pada dada ketika bernafas.
3) Gerakan pada
sisi yang sakit sedikit berkurang.
4) Dapat
terjadi pyrexia (peningkatan suhu badan di atas normal).
e. Plail Chest
Pada trauma
yang hebat dapat terjadi multiple fraktur iga dan bagian tersebut. Pada saat
insprirasi bagian tersebut masuk sedangkan saat ekspirasi keluar, ini
menunjukan adanya paroxicqalmution (gerakan pernafasan yang berlawanan)
f. Hemopneumothorak
Yaitu
penimbunan udara dan darah pada kavum pleura.
G.
Pemerikasaan Diagnostik
1)
Radiologi : foto thorax (AP).
2)
Gas darah arteri (GDA), mungkin normal atau menurun.
3)
Torasentesis : menyatakan darah/cairan serosanguinosa.
4)
Hemoglobin : mungkin menurun.
5)
Pa Co2 kadang-kadang menurun.
6)
Pa O2 normal / menurun.
7)
Saturasi O2 menurun (biasanya).
8)
Toraksentesis : menyatakan darah/cairan,
H.
Penatalaksanaan medis
1. Konservatif
a. Pemberian
analgetik
b. Pemasangan
plak/plester
c. Jika perlu
antibiotika
d. Fisiotherapy
2. Operatif/invasif
a. Pamasangan Water
Seal Drainage (WSD).
b. Pemasangan
alat bantu nafas.
c. Pemasangan
drain.
d. Aspirasi
(thoracosintesis).
e. Operasi
(bedah thoraxis)
f. Tindakan
untuk menstabilkan dada:
1) Miring
pasien pada daerah yang terkena.
2) Gunakan
bantal pasien pada dada yang terkena
g. Gunakan
ventilasi mekanis dengan tekanan ekspirai akhir positif, didasarkan pada
kriteria sebagai berikut:
1) Gejala
contusio paru
2) Syok atau
cedera kepala berat.
3) Fraktur
delapan atau lebih tulang iga.
4) Umur diatas
65 tahun.
5) Riwayat penyakit paru-paru kronis.
h. Pasang
selang dada dihubungkan dengan WSD, bila tension Pneumothorak mengancam.
i. Oksigen
tambahan.
1) Darurat
Ø Anamnesa yang lengkap dan cepat. Anamnesa termasuk pengantar
yang mungkin melihat kejadian. yang ditanyakan :
·
Waktu kejadian
·
Tempat kejadian
·
Jenis senjata
·
Arah masuk keluar perlukaan
·
Bagaimana keadaan penderita
selama dalam transportasi.
Ø Pemeriksaan harus lengkap dan cepat, baju penderita harus
dibuka, kalau perlu seluruhnya.
1. Inspeksi :
1. Inspeksi :
·
Kalau mungkin penderita duduk,
kalau tidak mungkin tidur. Tentukan luka masuk dan keluar.
·
Gerakkan dan posisi pada
akhir inspirasi.
·
Akhir dari ekspirasi.
2. Palpasi
·
Diraba ada/tidak krepitasi
·
Nyeri tekan anteroposterior
dan laterolateral.
·
Fremitus kanan dan
kiri dan dibandingkan.
3. Perkusi :
·
Adanya sonor, timpanis,
atau hipersonor.
·
Aadanya pekak dan batas
antara yang pekak dan sonor seperti garis lurus atau garis miring.
4.
Auskultasi :
·
Bising napas kanan dan kiri
dan dibandingkan.
·
Bising napas melemah atau
tidak.
·
Bising napas yang hilang
atau tidak.
·
Batas antara bising napas
melemah atau menghilang dengan yang normal.
·
Bising napas abnormal dan
sebutkan bila ada.
Ø Pemeriksaan tekanan darah.
Ø
Kalau perlu segera
pasang infus, kalau perlu s yang besar.
Ø Pemeriksan kesadaran.
Ø Pemeriksaan Sirkulasi perifer.
Ø Kalau keadaan gawat pungsi.
Ø
Kalau perlu intubasi
napas bantuan
Ø Kalau keadaan gawat darurat, kalau perlu massage jantung.
Ø Kalau perlu torakotomi massage jantung internal.
Ø Kalau keadaan stabil dapat dimintakan pemeriksaan radiologik
(Foto thorax AP, kalau keadaan memungkinkan).
2) Therapy
·
Chest tube / drainase udara
(pneumothorax).
·
WSD (hematotoraks).
·
Pungsi.
·
Torakotomi
·
Pemberian oksigen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar