Senin, 03 Oktober 2011

Askep Hipertiroid


2.1 Pengertian
Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat dari produksi hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes E, Marilynn , 2000 hal 708)
Faktor-faktor resiko terkena penyakit ini yaitu:
·         Terjadi lebih banyak pada wanita dari pada laki-laki
·         Pada usia lebih dari 50 tahun
·         Post trauma emosional
·         Peningkatan stress (Long C, Barbara 1996 hal 109)
Terdapat dua tipe hipertiroidisme yaitu penyakit graves dan goiter nodular toksik, yaitu: (Price A, Sylvia, 1995 hal 1074)
2.1.1 Penyakit Graves
Penyakit Graves adalah suatu gangguan autoimun di mana terdapat suatu defek genatik dalam limfosit Ts dan sel Th merangsang sel B untuk sintesis antibody terhadap antigen tiroid (Dorland, 2005). Penyakit Graves merupakan penyebab tersering hipertiroidisme. Pada penyakit ini ditandai oleh adanya proses autoimun disertai hyperplasia (pembesaran kelenjar akibat peningkatan jumlah sel) kelenjar tiroid secara difus.
2.1.2 Penyakit Goiter Nodular Toksik
Peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid. Peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid terjadi selama periode pertumbuhan atau kebutuhan metabolik yang tinggi misalnya pubertas atau kehamilan. ( Elizabeth J. Corwin, 2009 )
2.2 Etiologi Hipertiroid
Penyebab-penyebabnya penyakit Hipertiroid antara lain:
·         Herediter
·         Toksik Adenoma
·         Tumor kelenjar hipofise
·         Tiroiditis sub akut
·         Kanker tiroid
·         Terapi hormon tiroid berlebihan (Price A, Sylvia, 1995, hal 1074 dan Dongoes E, Marilynn , 2000 hal 708)
Lebih dari 95% kasus hipertiroid disebabkan oleh penyakit graves,suatu penyakit tiroid autoimun yang antibodinya merangsang sel-sel untuk menghasilkan hormone yang berlebihan.
2.3 Manifestasi klinis
Pada stadium yang ringan sering tanpa keluhan. Demikian pula pada orang usia lanjut, lebih dari 70 tahun, gejala yang khas juga sering tidak tampak. Tergantung pada beratnya hipertiroid, maka keluhan bisa ringan sampai berat. Keluhan yang sering timbul antara lain adalah :
·         Kecemasan,ansietas,insomnia,dan tremor halus
·         Penurunan berat badan walaupun nafsu makan baik
·         Intoleransi panas dan banyak keringat
·         Papitasi,takikardi,aritmia jantung,dan gagal jantung,yang dapat terjadi akibat efek tiroksin pada sel-sel miokardium
·         Amenorea dan infertilitas
·         Kelemahan otot,terutama pada lingkar anggota gerak ( miopati proksimal)
·         Osteoporosis disertai nyeri tulang
2.4 Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik
Pemeriksaan Penunjang yang dilakukan yaitu:
·         Tes ambilan RAI: meningkat pada penyakit graves dan toksik goiter noduler, menurun pada tiriditis
·         T3 dan T4 serum : meningkat
·         T3 dan T4 bebas serum : meningkat
·         TSH: tertekan dan tidak berespon pada TRH ( tiroid releasing hormon)
·         Tiroglobulin : meningkat
·         Stimulasi tiroid 131 : dikatakan hipertiroid jika TRH daritidak ada sampai meningkat setelah pemberian TRH
·         Ambilan tiroid 131 : meningkat Ikatan protein sodium : meningkat
·         Gula darah : meningkat ( kerusakan adrenal)
·         Kortisol plasma : turun ( menurunnya pengeluaran oleh adrenal)
·         Pemerksaan fungsi hepar : abnormal
·         Elektrolit : hponatremi akibat respon adrenal atau efe delusi terapi cairan, hipokalemia akibat dari deuresis dan kehilangan dari GI
·         Kateklamin serum : menurun
·         kreatinin urin : meningkat
·         EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek kardiomegali
(DoengesE, Marilynn,2000 hal 711)
2.5 Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 1060F), dan apabila tidak diobati dapat menyebabkan kematian.
Komplikasi lainnya adalah penyakit jantung hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid.
Hipertiroid yang terjadi pada anak-anak juga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan.
Komplikasi lainnya pada penderita hipertiroid yaitu::
·         Gagal ginjal kronis
·         Fraktur
·         Krisis tiroid
(Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 1319)
2.6 Patofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang “menyerupai” TSH, Biasanya bahan – bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor membran yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan – bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot  ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.
 
2.8 Pengkajian Berdasarkan Pola Gordon
·         Pola Persepsi-Managemen Kesehatan
Riwayat pasien: Klien mengatakan bahwa dadanya mengalami nyeri, ia mengeluh pembesaran di leher. Klien juga mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit ini.
·         Pola Nutrisi-Metabolik
Riwayat pasien: Klien mengatakan nafsu makannya meningkat, apabila ia makan terasa mual dan terkadang sampai muntah, Klien juga mengatakan ia mengalami penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari/minggu, klien sering mengalami haus.
·         Pola Eliminasi
Riwayat pasien: Klien mengatakan ia sering berkeringat, urinenya terlalu banyak, mengalami diare dan klien mengalami muntah.
·         Pola Latihan-Aktivitas
Riwayat pasien: Klien mengatakan bahwa ia mengalami sensitivitas yang tinggi, ototnya melemah, mengalami gangguan kordinasi dan kelemahan berat.
·         Pola Kognitif Perseptual
Riwayat pasien: Klien bicara cepat dan parau, gangguan penglihatan, pusing, pening, kesemutan, kebas, terjadi gangguan status mental, perilaku (bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang), tremor halus pada tangan, dan terjadi reflex tendon dalam (RTP).
·         Pola Istirahat-Tidur
Riwayat pasien: Klien mengatakan bahwa ia mengalami kesulitan tidur, apalagi saat nyeri pada lehernya.
·         Pola Konsep Diri-Persepsi Diri
Riwayat pasien: Klien merasa tidak enak dengan keadaannya Karen terjadinya pembesaran pada lehernya, Klien mengalami penurunan harga
diri karena klien malu pada keadaannya. Klien berharap tidak terjadi kelainan lain pada dirinya.
·         Pola Peran Hubungan
Riwayat pasien: Klien cenderung bergantung pada orang lain terhadap masalah finansial yang berhubungan dengan kondisinya.
·         Pola Reproduksi/Seksualitas
Riwayat pasien: Pada laki-laki terjadi penurunan libido, impoten. Sedangkan pada wanita terjadi rabas wanita (cenderung infeksi). Dan kesulitan orgasme.
·         Pola Keyakinan dan nilai
Riwayat pasien: Klien tidak mengalami gangguan pada nilai dan kepercayaan. Dan klien percaya bahwa penyakitnya adalah cobaan dari Tuhan Yang Maha Esa.
2.9 Perumusan Diagnosa Keperawatan (NANDA) Berdasarkan Pengkajian
2.9.1 Diagnosa 1: Penurunan Curah Jantung (Decreased Cardiac Output p.139)
Domain 4        : Aktivitas/Istirahat
Kelas 4             : Kardiovaskuler/Respon Jantung
Definisi : Dipompa oleh jantung yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolic tubuh.
Batasan Karakteristik :
ü  Perubahan Detak Jantung/Irama : Aritmia, Bradikardi, Perubahan EKG, Berdebar-debar, Takikardi.
ü  Perubahan Preload : Edema, Penurunan tekanan vena sentral (CVP), Penurunan tekanan arteri pulmonal (PAWP), Kelelahan, Peningkatan CVP, Peningkatan PAWP, Distensi vena jugularis, Murmurs, Berat badan.
ü  Perubahan Afterload : Kulit Lembab,Nafas yang sulit, Penurunan perifer pulsa, Penurunan resistensi vascular paru (PVR), Penurunan Resistensi Pembuluh Darah Sistemik (SVR), Peningkatan PVR, Peningkatan SVR, Oliguria, Pengisian Kapiler Berkepanjangan, Perubahan warna kulit, Variasi Pembacaan Tekanan Darah.
ü  Perubahan Kontraktilitas : Batuk, Penurunan Fraksi Injeksi, Penurunan Indeks kerja ventrikel kiri stroke (LVSWI), Penurunan volume Indeks Stroke (SVI), Penurunan Indeks Jantung, Orthopnea, Paroksimal Nocturnal Dyspnea, Suara S3, Suara S4.
ü  Perilaku/Emosional : Kegelisahan
Faktor yang Terkait : Perubahan Denyut Jantung, Perubahan Kontraktilitas, Perubahan Irama.
2.9.2 Diagnosa 2: Perubahan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (Imbalance Nutrion: Less Than Body Requirments p.74)
Domain 2        : Nutrisi
Kelas 1             : Proses Menelan
Defenisi : Keadaan dimana individu mengalami intake nutrisi yang kurang dari kebutuhan tubuh untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Batasan karakteristik : Berat badan badan turun 20 % atau dibawah normal, kurang informasi, berat badan turun karena intake makanan tidak adekuat, Diare, Pecahnya Kapiler, Kesalahpahaman Informasi, Kurangnya Informasi.
Faktor yang Terkait : Faktor Biologi, Ketidakmampuan penyerapan Nutrisi, Ketidakmampuan pencernaan makanan, Faktor Psikologi

2.9.3 Diagnosa 3: Kelelahan (Fatigue p.133)
Domain 4        : Aktivitas/Istirahat
Kelas 3             : Keseimbangan Energi
Defenisi : Rasa kelelahan yang sangat besar dan berkelanjutan dan penurunan kapasitas kerja fisik dan mental pada tingkat biasa.
Batasan Karakteristik : Penurunan Kinerja, Ketidakmampuan untuk mempertahankan tingkat aktivitas fisik yang biasa, Ketidakmampuan untuk mempertahankan rutinitas biasa, Ketidakmampuan untuk mengembalikan energy bahkan setelah tidur, Kenaikan keluhan fisik, Kenaikan Persyaratan Lain, Intropeksi, Kurangnya energy, lesu, lelah.
Faktor yang Terkait :
ü  Psikologi : Kecemasan, Kebosanan Gaya hidup, Depresi, Stres.
ü  Fisiologis : Anemia, Malnutrisi, Miskin kondisi fisik, Kurang tidur.
ü  Lingkungan : Kelembaban, Lampu, Kebisingan, suhu.
ü  Situasi : Peristiwa Kehidupan yang negative.
 
DAFTAR PUSTAKA
Doenges. E. Marylin. 1992.Nursing Care Plan. EGC: Jakarta
Herdman,T.Heather.2009.Nursing Diagnoses Defentions and Classification.Willey Blackwell
Mccloskey,Joanne C and Gloria M.B. 2009.Nursing interventions classification (NIC).New York:Mosby
Marion J,dkk. 2009. Nursing Outcomes Classification (NOC).New York:Mosby
Price,SA and wilson,LM.2005.Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit,vol 2.Jakarta:EGC



Tidak ada komentar:

Posting Komentar