A. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN DAN FUNGSI
MENTAL
Dasar
teoritik perkembangan kepribadian dari Erikson dan Sigmon Freud.
Perkembangan
Psikososial menurut Erikson terdiri dari delapan fase:
1.
Trust vs, Mistrust/kepercayaan dasar
(0;0 - 1;0) : menumbuhkan dan mengembangkan kepercayaan tanpa harus menekan
kemampuan untuk hadirnya suatu ketidakpercayaan.
2.
Autonomy vs. Shame and Doubt/otonomi
(1;0 - 3;0) : kemandirian (otonomi) sekaligus dapat memperkecil perasaan malu
dan ragu-ragu.
3.
Initiative vs. Guilt/inisiatif (3;0 -
5;0) : belajar punya gagasan (inisiatif) tanpa banyak terlalu melakukan
kesalahan.
4.
Industry vs. Inferiority/produktivitas
(5;0 - 11;0) : mengembangkan kemampuan bekerja keras dan menghindari perasaan
rasa rendah diri.
5.
Identity vs. Role Confusion/identitas(12;0
- 18;0) : mencapai tingkat identitas ego, dalam pengertiannya identitas pribadi
berarti mengetahui siapa dirinya dan bagaimana cara seseorang terjun ke tengah
masyarakat
6.
Intimacy vs. Isolation/keakraban (19;0 -
25;0) : Mencapai kedekatan dengan orang lain dan berusaha menghindar dari sikap
menyendiri.
7.
Generativiy vs. Self Absorption/generasi
berikut (2;5 - 45;0) : mengabdikan diri guna keseimbangan antara sifat
melahirkan sesuatu (generativitas) dengan tidak berbuat apa-apa (stagnasi).
8.
Integrity vs. Despair/integritas (45;0
…) : integritas dan berupaya menghilangkan putus asa dan kekecewaan.
Perkembangan
psikoseksual Sigmon Freud :
•
Fase Oral (0-1tahun)
•
Fase Anal (1-3tahun)
•
Fase Falik (3-5tahun) :
•
Fase Genital (12tahun keatas) :
B. PERKEMBANGAN MENTAL
a. Perkembangan kognitif
Jean
Piaget membagi perkembangan kognitif atas empat fase:
1.
Sensor motorik (0;0 - 2;0)
2.
Pra operasional (2;0 - 7;0)
3.
Operasional konkret (7;0 - 11;0)
4.
Operasional formal (11;0 - 15;0)
b. Perkembangan bahasa
Periode linguistik terbagi dalam tiga fase besar,
yaitu:
1.
Fase satu kata
atau Holofrase : satu kata untuk menyatakan pikiran yang kornpleks.
2.
Fase lebih
dari satu kata : Anak pun mulai dapat bercerita dengan kalimat-kalimatnya
sendiri yang sederhana.
3.
Fase ketiga
adalah fase diferensiasi
Anak mulai dapat mengkritik, bertanya, menjawab,
memerintah, member! tahu dan bentuk-bentuk kalimat lain yang umum untuk satu
pembicaraan “gaya” dewasa.
c. Perkembangan moral
Kohlberg
mengemukakan bahwa perkembangan kognitif mendasari kemajuan moral seseorang
dari tingkat ke tingkat. Tahapan ini terjadi dalam urutan yang sama, erdasarkan
kultur. Individu berbeda dalam seberapa cepat dan seberapa jauh mereka maju
dalam tahapan ini.
1.
Tingkat premoral (lahir sampai 9 th)
2.
Moralitas konvensional (9-13 th)
3.
Moralitas pasca konvensional (13-
meninggal)
d. Perkembangan spiritual
Fowler melihat ada 6 fase perkembangan
spiritual yaitu :
1.
Intuitive-projective faith (>4 th) :
Tuhan direfleksikan sebagai sesuatu yang gaib.
2.
Mythical-literal faith (5-6 th): Kepercayaan
di fase ini mengarah pada sesuatu yang konkrit dan tergantung dari kredibilitas
orang yang bercerita.
3.
Poetic-conventional faith (12-13 th) :
Pada fase ini kepercayaan tergantung pada konsensus dari opini orang lain,
orang yang lebih ahli.
4.
Individuating-reflective faith (18 -19
th) : Di fase ini individu mulai mengambil tanggungjawab. Tapi individu pada
tahap ini tetap masih membutuhkan figure yang bisa diteladani.
5.
Paradoxical-consolidation faith (>30
th) : Pada fase ini individu mulai bisa memahami dan mengintegrasikan elemen
spiritual seperti simbolisasi, ritual, dan kepercayaan
6.
Universalizing faith : Terjadi pada usia
minimal 40 tahun.
e. Perkembangan konsep diri
Konsep diri terbentuk melalui proses belajar
yang berlangsung sejak masa pertumbuhan hingga dewasa. Lingkungan, pengalaman
dan pola asuh yang signifikan terhadap pembantukan konsep diri seseorang .
sikap dan respon orang tua serta lingkungan akan menjadi bahan informasi bagi
anak untuk menilai siapa dirinya.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERKEMBANGAN
a.
Keturunan
Faktor
keturunan menyangkit masalah genetik (heredokonstitusional) yang merupakan
bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa
kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.
b.
Neuroendokrin
Hormon-hormon
pertumbuhan akan mempengaruhi perkembangan si anak. Keabnormalan pada hormone
pertumbuhan akan menyebabkan pertumbuhan si anak terganggu sehingga si anak
tidak dapat berkembang sebagaimana mestinya.
c.
Nutrisi
Nutrisi
yang adekuat akan mempengaruhi keburuhan fisiologis maupun kebutuhan
pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Karena itu, makanan harus disesuaikan
dengan keperluan anak yang sedang tumbuh
d.
Hubungan interpersonal
Hubunagn
dengan kelompok teman sebaya akan mempenngaruhi pola dan struktur dalam
interaksi dan komunikasi
e.
Tingkat sosio ekonomi
Kemiskinan
selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek dan
ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak.
f.
Penyakit
Penyakit
infeksi akut maupun kronis menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak,
sehingga pencegahan penyakit menular merupakan hal yang penting
g.
Bahaya lingkungan
Lingkungan
adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan
dasar anak (provider). Lingkungan yang kurang baik mempunyai dampak yang
negatif terhadap pertumbuhan anak.
h.
Stress pada masa kanak-kanak
Anak
yang selalu merasa tertekan, akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan
perkembangannya.
i.
Pengaruh media massa
Media
massa akan mempengaruhi perkembangan anak. Saat ini anak-anak cenderung
mengalami puberias yang lebih cepat karena begitu banyaknya informasi dari
media massa yang tidak sesuai dengan umur mereka, sehingga mempercepat
kematangan seorang anak.
D. KEBUTUHAN DASAR UNTUK TUMBUH
KEMBANG
Kebutuhan
dasar anak untuk tumbuh kembang secara garis besar dikelompokkan ke dalam 3
kelompok, yaitu :
a.
Kebutuhan fisis-biomedis (asuh) : Nutrisi,
perawatan kesehatan dasar (imunisasi), pakaian, perumahan dan kesegaran jasmani
b.
Kebutuhan akan kasih saying/emosi (asih)
: Kasih sayang orang tua, rasa aman, harga diri, kebutuhan akan sukses,
mandiri, dorongan, kesempatan dan rasa memiliki.
- Kebutuhan
stimulasi (asah) : Stimulasi dini, yaitu perangsangan yang datang dari
lingkungan luar anak antara lain berupa latihan atau bermain
E. BERMAIN
a. Bermain Dalam Perkembangan
Adapun bermain mempunyai manfaat
bagi perkembangan anak. Bermain merupakan pengalaman belajar yang sangat
berguna untuk anak, yaitu:
1.
Aspek fisik : akan membuat tubuh menjadi
sehat.
2.
Permainan yang melibatkan kemampuan
motorik kasar dan motorik halus akan meningkatkan keterampilan anak.
3.
Keterlibatan anak dengan orang lain
dapat membantu anak untuk bersosialisasi.
- Aspek perkembangan bahasa,
- Aspek emosi dan kepribadian, melalui bermain
seorang anak dapat melepaskan ketegangan yang dialaminya.
b. Klasifikasi Bermain, Isi Permainan,
Karakter Sosial Permainan
Klasifikasi bermain menurut isi :
1.
Social affective play
Anak
belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan dalam
bentuk permainan,misalnya orang tua berbicara memanjakan anak tertawa
senang,dengan bermain anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
2.
Sense of pleasure play
Anak
memproleh kesenangan dari satu obyek yang ada disekitarnya,dengan bermain dapat
merangsang perabaan alat,misalnya bermain air atau pasir.
3.
Skill play
Memberikan
kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan tertentu dan anak akan
melakukan secara berulang-ulang misalnya mengendarai sepeda.
4.
Dramatika play role play
Anak
berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau ibu
Klasifikasi bermain menurut
karkteristik social :
1.
Solitary play
Jenis
permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain yang
bermai disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita Todler.
2.
Paralel play
Permainan
sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing mempunyai mainan yang
sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling
tergantung, biasanya dilakukan oleh anak preischool
3.
Asosiatif play
Permainan
dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktifitas yangsma tetapi belum
terorganisasi dengan baik,belum ada pembagian tugas,anak bermain sesukanya.
4.
Kooperatif play
Anak
bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan terencana
dan ada aturan tertentu. Bissanya dilakukanoleh anak usia sekolah Adolesen
5. Fungsi Bermain.
·
Perkembangan sensori motor
·
Perkembangan intelektual
·
Sosialisasi
·
Kreativitas
·
Kesadaran diri
·
Manfaat terapeutik
·
Nilai moral
6. Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas
Bermain
1.
Tahap perkembangan,tiap tahap mempunyai potensi/keterbatasan
2.
Status kesehatan,anak sakit→ perkembangan psikomotor kognitif terganggu
3.
Jenis kelamin
4.
Lingkungan → lokasi,negara,kultur.
5.
Alat permainan → senang dapat menggunakan
6.
Intelegensia dan status social ekonomi
7. Manfaat Terapeutik
Bermain memberikan sarana untuk
melepaskan diri dari ketegangan dan stress yang dihadapi di lingkungannya.
Melalui bermain anak dapat mengkomunikasakan kebutuhan, rasa takut, dan
keinginan mereka kepada pengamat yang tidak dapat ekspresikan karena
keterbatasan keterampilan bahasa mereka.
8. Tahapan Bermain
1.
Tahap eksplorasi : Merupkan tahapan
menggali dengan melihat cara bermain
2.
Tahap permainan : Setelah tahu cara
bermain,anak mulai masuk dalam tahap perminan.
3.
Tahap bermain sungguhan : Anak sudah
ikut dalam perminan.
4.
Tahap melamun : Merupakan tahapan
terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.
9. Karakteristik Bermain Sesuai Tahap
Perkembangan
Mainan yang dianjurkan
untuk Bayi 0 -12 bulan
·
Blockies warna-warni jumlah,ukuran.
·
Buku dengan gambar menarik
·
Balon,cangkir dan sendok
·
Boneka bayi
·
Mainan yang dapat didorong dan ditarik
Mainan Untuk Toddler
·
Mainan yang dapat ditarik dan didorong
·
Alat masak
·
Malam,lilin
·
Boneka,Blockies,Telepon,gambar dalam
buku,bola,dram yang dapat dipukul.
Mainan untuk Pre-school
·
Peralatan rumah tangga
·
Sepeda roda Tiga
·
Papan tulis/kapur
•
Lilin,boneka,kertas
•
Drum,buku dengan kata simple,kapal
terbang,mobil,truk
Mainan untuk Usia Sekolah
6-8 Tahun : Kartu,boneka,robot,buku,alat
olah raga,alat untuk melukis,mencatat,sepeda.
8-12 Tahun : Buku,mengumpulkan perangko, uang logam, pekerjaan
tangan, kartu, olah raga bersama,sepeda,sepatu roda.
10. Bermain Di Rumah Sakit
Bermain di rumah sakit akan membuat
sesuatu yang asing bagi anak menjadi normal. Selain itu, anak juga dapat
menurunkan tekanan bagi anak karena harus di rawat di rumah sakit. Mainan
menjadi pengalih focus anak sehingga anak dapat mengurangi keteganga,
mengembangkan kapasitas mereka, dan menguatkan pertahanan mereka.
F. HOSPITALISASI
a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Koping Anak
1.
Berpisah dengan orang tua dan saudara
2.
Fantasi-fantasi dan unrealistic
anxieties tentang kegelapan, monster, pembunuhan dan binatang buas diawali oleh
situasi yang asing.
3.
Gangguan kontak social jika pengunjung
tidak diizinkan.
4.
Nyeri dan komplikasi akibat pembedahan
atau penyakit
5.
Prosedur yang menyakitkan
6.
Takut akan cacat atau mati.
b. Reaksi Anak Terhadap Hospitalisasi
ü Pengertian
tentang sakit
ü Separation
/Perpisahan
ü Kehilangan
Fungsi Dan Kontrol
c. Gangguan body image dan nyeri
Reaksi
Orang Tua Terhadap Hospitalisasi
1.
Denial / disbelief
Tidak percaya akan
penyakit anaknya
2.
Marah / merasa bersalah
Merasa tidak mampu
merawat anaknya
3.
Ketakutan, cemas dan frustasi
-Tingkat keseriusan
penyakit
-Prosdur tindakan medis
-Ketidaktahuan
4.
Depresi
-terjadi setelah masa
krisis anak berlalu
-Merasa lelah fisik dan
mental
-Khawatir memikirkan
anaknya yang lain di rumah
-Berhubungan dengan
efek samping pengobatan
-Berhubungan dengan
biaya pengobatan dan perawatan
d. Intervensi Keperawatan Dalam
Mengatasi Dampak Hospitalisasi
ü Libatkan
orang tua dalam mengatasi stress anak dan pelaksanaan asuhan keperawatan
ü Bina
hubungan saling percaya antara perawat dengan anak dan keluarga.
ü Kurangi
batasan-batasan yang diberikan pada anak
ü Beri
dukungan pada anak dan keluarga
ü Beri
informasi yang adekuat.
PEMBAHASAN
A.
PERKEMBANGAN
KEPRIBADIAN DAN FUNGSI MENTAL
Menurut
ahli-ahli dalam psikologi perkembanganseorang anak, perkembangan ersebut akan
seiring dan sejalan dengan umur anak. Padahal di kenyataan,umur tertentu belum
tentu akan mengalami perkembangan yang ada di teori, bisa saja si anak akan
mengalami keterlambatan dalam perkembangan karena masalah pertumbuhan yang
terganggu atau masalah lainnya.
B.
PERKEMBANGAN
MENTAL
Semua
anak akan mengalami perkembangan mental, kecuali pada anak-anak istimewa yang
mentalnya terganggu. Anak-anak istimewa ini akan mengalami kestatisan atau
kelambatan dalam perkembangan mentalnya.
C.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
Perkembangan
dipengaruhi oleh beberapa factor yang kesemuanya harus diperhatikan oleh orang
tua sebagai keluarga dan oleh perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan bagi
anak yang sakit. Sehingga, diharapkan orang tua akan mewaspadai factor
tersebut, dan sang perawat akan dapat member asuhan keperawatan yang baik bagi
si anak.
D.
KEBUTUHAN
DASAR UNTUK TUMBUH KEMBANG
Kebutuhan
dasar untuk tumbuh dan berkembang seharusnya diketahui dengan baik oleh tenaga
kesehatan yang akan menghadapi pasienanak nantinya. Seuma itu di lakukan agar
kebutuhan dasar tumbuh kembang tetap terpenuhi walaupun anak berada dalam
kondisi yang sakit/tidak berdaya.
E.
BERMAIN
Perawat
di rumah sakit masih banyak yang belum menanggapi konsep bermain di rumah
sakit, sehingga anak-anak yang di rawat akan semakin stress dan takut untuk
tinggal. Hal ini akan mempengaruhi hasil akhir dari asuhan keperawatanyang
diberikan.
F.
HOSPITALISASI
Dalam
kenyataan yang ada di rumah sakit di negra kita, masih banyak rumah sakit yang
belum mennyediakan ruang bermain untuk anak, sehingga anak yang dirawat di
rumah sakit akan merasa tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya. Mereka menjadi
semakin tertekan saat berada di rumah sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar