Rabu, 09 November 2011

Askep Glaukoma


LANDASAN TEORITIS PENYAKIT GLAUKOMA

A.       Defenisi

      Glaukoma adalah suatu kelainan mata berupa rusaknyaserabut syaraf optik pada daerah sekitar tempat keluar bola mata. Glaukoma berasal dari kata Yunani “glaukos” yang berarti hijau kebiruan, yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Kelainan mata glaukoma ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata, atrofi saraf optikus, dan menciutnya lapang pandang.
-          Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata meningkat, sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan (Mayenru Dwindra, 2009).
-          Menurut Martinelli (1991) dalam Sunaryo Joko Waluyo (2009), bahwa glaukoma merupakan kelainan mata yang mempunyai gejala peningkatan tekanan intraokuler (TIO), dimana dapat mengakibatkan penggaungan atau pencekungan papil syaraf optik sehingga terjadi atropi syaraf optik, penyempitan lapang pandang dan penurunan tajam pengelihatan.
-          Glaukoma adalah suatu penyakit yang memberikan gambaran klinik berupa peningkatan tekanan bola mata, penggaungan papil saraf optik dengan defek lapang pandangan mata (Sidarta Ilyas,2000).
-          Penyakit mata dimana tekanan intraokuler menjadi sangat patologik, kadang meningkat secara cepat sampai 60 dan 70 mmHg
-          Glaukoma adalah kelompok penyakit mata yang disebabkan oleh tingginya tekanan bola mata sehingga menyebabkan rusaknya saraf optik yang membentuk bagian-bagian retina retina di belakang bola mata. Saraf optik menyambung jaringan-jaringan penerima cahaya (retina) dengan bagian dari otak yang memproses informasi pengelihatan.
-          Glaukoma merupakan suatu penyakit yang mempunyai suatu karakteristik umum optik neuropati yang berhubungan dengan hilangnya fungsi penglihatan. Walaupun kenaikan tekanan intra okuli adalah salah satu dari faktor resiko primer, ada atau tidaknya faktor resiko ini tidak mengubah defenisi penyakit.
B.        Etiologi
Terdapat 3 faktor penting yang menentukan tekanan bola mata, yaitu:
1.      Jumlah produksi akuos oleh badan siliar
2.      Tahanan aliran akuos humor yang melalui sistem trabekular meshwork-kanalis Schlem
3.      Level dari tekanan vena episklera
Umumnya peningkatan TIO disebabkan oleh peningkatan tahanan aliran akuos humor.
Penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler ini disebabkan oleh:
- Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar
- Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil.
Faktor-faktor resiko dari glaukoma adalah (Bahtiar Latif, 2009):
1. Umur
Resiko glaukoma bertambah tinggi dengan bertambahnya usia. Terdapat 2% dari populasi usia 40 tahun yang terkena glaukoma. Angka ini akan bertambah dengan bertambahnya usia.
2. Riwayat anggota keluarga yang terkena glaukoma
Untuk glaukoma jenis tertentu, anggota keluarga penderita glaukoma mempunyai resiko 6 kali lebih besar untuk terkena glaukoma.Resiko terbesar adalah kakak-adik kemudian hubungan orangtua dan anak-anak.
3. Tekanan bola mata
Tekanan bola mata diatas 21 mmHg beresiko tinggi terkena glaukoma.Meskipun untuk sebagian individu, tekanan bola mata yang lebih rendah sudah dapat merusak saraf optik.Untuk mengukur tekanan bola mata dapat dilakukan di rumah sakit mata atau pada dokter spesialis mata.
4. Obat-obatan
Pemakai steroid secara rutin misalnya pemakai obat tetes mata yang mengandung steroid yang tidak dikontrol oleh dokter, obat inhaler untuk penderita asma, obat steroid untuk radang sendi, dan pemakai obat secara rutin lainnya.
       5. Riwayat trauma (luka kecelakaan) pada mata.
       6. Riwayat penyakit diabetes (kencing manis), hipertensi, dan migren.

Glaukoma adalah bagian penyakit mata yang menyebabkan proses hilangnya pengelihatan,tetapi proses ini dapat dicegah dengan obat-obatan, terapi laser dan pembedahan. Perlu dicatat bahwa setelah terjadi hilangnya pengelihatan yang disebabkan oleh glaukoma, maka hal ini tidak dapat disembuhkan kembali, maka sangat penting untuk mencegah atau menghentikan proses hilangnya penelihatan ini.
C.        Patofisiologi
Aquous humor secara kontiniu diproduksi oleh badan silier (sel epitel prosesus ciliary bilik mata belakang) untuk memberikan nutrien pada lensa. Aquous humor mengalir melalui jaring-jaring trabekuler, pupil, bilik mata depan, trabekuler mesh work dan kanal schlem. Tekanan Intra Okuler (TIO) dipertahankan dalam batas 10-21 mmHg tergantung keseimbangan antara produksi dan pegeluaran (aliran) AqH di bilik mata depan.
Peningkatan TIO akan menekan aliran darah ke syaraf optik dan retina sehingga dapat merusak serabut syaraf optik menjadi iskemik dan mati. Selanjutnya menyebabkan kerusakan jaringan yang dimula dari perifer menuju ke fovea sentralis.Hal ini menyebabkan penurunan lapang pandang yang dimulai dari derah nasal atas dan sisa terakhir pada temporal (Sunaryo Joko Waluyo, 2009).



D.       Klasifikasi Glaukoma
1.      Glaukoma Primer
a.      Glaukoma Sudut Terbuka
Merupakan sebagian besar dari glaukoma (90-95%), yang meliputi kedua mata, umumnya mengenai umur 40 thun ke atas.Timbulnya kejadian dan kelainan berkembang secara lambat.Disebut sudut terbuka karena humor aqueous mempunyai pintu terbuka ke jaringan trabekular.Pengaliran dihambat oleh perubahan degeneratif jaringan trabekular, saluran schleem, dan saluran yang berdekatan.Perubahan saraf optik juga dapat terjadi.Gejala awal biasanya tidak ada, kelainan diagnosa dengan peningkatan TIO dan sudut ruang anterior normal.Peningkatan tekanan dapat dihubungkan dengan nyeri mata yang timbul.

b.      Glaukoma Sudut Tertutup
Disebut sudut tertutup karena ruang anterior secara anatomis menyempit sehingga iris terdorong ke depan, menempel ke jaringan trabekular dan menghambat humor aqueous mengalir ke saluran schlemm. Pergerakan iris ke depan dapat karena peningkatan tekanan vitreus, penambahan cairan di ruang posterior atau lensa yang mengeras karena usia tua. Gejala yang timbul dari penutupan yang tiba- tiba dan meningkatnya TIO, dapat berupa nyeri mata yang berat, penglihatan yang kabur dan terlihat hal. Penempelan iris menyebabkan dilatasi pupil, bila tidak segera ditangani akan terjadi kebutaan dan nyeri yang hebat.
2.      Glaukoma Sekunder
Dapat terjadi dari peradangan mata , perubahan pembuluh darah dan trauma. Dapat mirip dengan sudut terbuka atau tertutup tergantung pada penyebab:
- Perubahan lensa
- Kelainan uvea
- Trauma
- Bedah
Jenis ini berhubungan dengan penyakit-penyakit lain seperti diabetes, trauma dan arthritis pada anak-anak. Obat tetes mata atau tablet yang mengandung steroid juga dapat meningkatkan tekanan pada mata. Karena itu tekanan pada mata harus diukur teratur bila sedang menggunakan obat-obatan tersebut.
3.      Glaukoma Kongenital
Jenis glaukoma ini jarangditemukan dan didapat pada saat kelahiran. Kelainan ini berhubungan dengan sistem saluran pembuangan cairan di dalam mata yang tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya tekanan pada mata meningkat terus dan menyebabkan pembesaran mata bayi, bagian depan mata berair dan berkabut, peka terhadap cahaya dan dapat mengalami kebutaan.
a.      Primer atau infantile
Glaukoma infantil atau kongenital primer ini timbul pada saat lahir atau dalam 1 tahun kehidupannya. Kondisi ini disebabkan kelainan perkembangan sudut bilik depan yang menghambat aliran akuous humor. Patofisiologi terjadinya ada dua, yang pertama bahwa ketidaknormalan membran atau sel pada trabekular meshwork adalah mekanisme patologik primer, yang kedua adalah anomali segmen anterior luas, termasuk insersi abnormal muskulus siliaris.
b.      Menyertai kelainan kongenital lainnya
Disertai dengan penyait mata (misal dysgenesis segmen anterior, aniridia) juga dengan penyakit sistemik (misal rubella, sindrom Lowe)
4.      Glaukoma Absolut
Merupakan stadium akhir glaukoma (sempit/terbuka) dimana sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut. Pada glaukoma absolut kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi dengan eksvasi glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit.Sering mata dengan buta ini mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskulisasi pada iris.Keadaan ini memberikan rasa sakit sekali akibat timbulnya glaukoma hemoragik.

E.        Manifestasi Klinis
Umumnya glaukoma tanpa ditandai dengan gejala yang nyata. Diketahui saat penyakitnya sudah lanjut dan mengalami kehilangan penglihatan.   Yang mengkhawatirkan, glaukoma seringkali timbul tanpa gejala sampai pada fase terakhir,
kecuali glaukoma jenis akut (tekanan bola mata tiba-tiba meninggi sehingga mata terasa sakit sekali). Karena itu deteksi dini glaukoma sangat penting, konsultasikan ke dokter spesialis mataanda mengenai glaukoma untuk pendeteksian dini.
Pada stadium lanjut keluhan klien yang muncul adalah sering menabrak akibat pandangan yang menjadi jelek atau lebih kabur, lapangan pandang menjadi lebih sempit hingga kebutaan secara permanen. Gejala yang lain adalah (Harnawartiaj, 2008):
-          Mata terasa sakit tanpa kotoran.
-          Kornea suram.
-          Disertai sakit kepala hebat terkadang sampai muntah.
-          Kemunduran penglihatan yang berkurang cepat.
-          Nyeri di mata dan sekitarnya.
-          Edema kornea.
-          Pupil lebar dan refleks berkurang sampai hilang.
-          Lensa keruh.
Selain itu glaukoma akan memperlihatkan gejala sebagai berikut (Sidharta Ilyas, 2004):
-          Tekanan bola mata yang tidak normal
-          Rusaknya selaput jala
-          Menciutnya lapang penglihatan akibat rusaknya selaput jala yang dapat berakhir dengan kebutaan.

F.         Pemeriksaan Diagnostik dan Penunjang
-          Oftalmoskopi : Untuk melihat fundus bagian mata dalam yaitu retina, discus optikus macula dan pembuluh darah retina.
-          Tonometri : Adalah alat untuk mengukurtekanan intra okuler, nilai mencurigakan apabila berkisar antara 21-25 mmhg dan dianggap patologi bila melebihi 25 mmhg.



-          Pemeriksaan lampu-slit.
Lampu-slit digunakan unutk mengevaluasi oftalmik yaitu memperbesar kornea, sclera dan kornea inferior sehingga memberikan pandangan oblik kedalam tuberkulum dengan lensa khusus.
-          Kartu mata Snellen/mesin Telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan) : Mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa, aquous atau vitreus humor, kesalahan refraksi, atau penyakit syaraf atau penglihatan ke retina atau jalan optik.
-          Gonioskopi ; adalah suatu cara untuk menilai lebar sempitnya sudut bilik mata depan. Dengan demikian dapat dibedakan glaucoma sudut terbuka atau sudut tertutup, juda dapat dilihat apakah ada perlekatan iris bagian perifer.
-          Pemeriksaan Ultrasonografi.
Ultrasonografi adalah gelombang suara yang dapat digunakan unutk mengukur dimensi dan struktur okuler. Ada dua tipe ultrasonografi yaitu :
*A-Scan-Ultrasan.
Berguna untuk membedakan tumor maligna dan benigna, mengukur mata untuk pem
asangan implant lensa okuler dan memantau adanya glaucoma congenital.
*B-Scan-Ultrasan.
Berguna unt
uk mendeteksi dan mencari bagian struktur dalam mata yang kurang jelas akibat adanya katarak dan abnormalitas lain.
G.       Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
-          Operasi Laser; Laser Trabeculoplasty (LTP) adalah teknik laser lanjutan yang digunakan untuk merawat glaukoma sudut-terbuka.Tidak perlu menginap di rumah sakit. Pada banyak kasus, pemberian obat tetes mata masih diperlukan walaupun telah dilakukan terapi laser.
-          Obat tetes mata; ini adalah bentuk perawatan yang paling umum dan paling awal diberikan. Sangatlah penting untuk menggunakan obat tetes mata sesuai resep.
Beberapa obat tetes mata memiliki efek samping dan dokter spesialis mata akan merekomendasikan yang paling sesuai untuk anda.
-          Operasi filtrasi mata; bila obat-obatan atau operasi laser gagal mengendalikan tekanan pada mata anda. Tindakan operasi akan dilakukan untuk membuat saluran baru agar memudahkan cairan keluar dari dalam bola mata.
Glaukoma bukanlah penyakit yang dapat disembuhkan.Glaukoma dapat dicegah untuk menghambat kerusakan lanjut dari lapang pandangan dan rusaknya saraf penglihat.Tujuan penatalaksanaan adalah menurunkan TIO ke tingkat yang konsisten dengan mempertahankan penglihatan. Penatalaksanaan berbeda-beda tergantung klasifikasi penyakit dan respons terhadap terapi (Harnawartiaj, 2008):
      Terapi obat.
      Aseta Zolamit (diamox, glaupakx) 500 mg oral.
      Pilokarpin Hcl 2-6 % 1 tts / jam.
      Bedah lazer.
      Penembakan lazer untuk memperbaiki aliran humor aqueus dan menurunkan TIO.
      Bedah konfensional.
      Iredektomi perifer atau lateral
Dilakukan untuk mengangkat sebagian iris untuk memungkinkan aliran humor aqueus dari kornea posterior ke anterior.Trabekulektomi (prosedur filtrasi) dilakukan untuk menciptakan saluran baru melalui sklera.

H.       Komplikasi
Jika tidak diobati, bola mata akan terus membesar dan bisa mengakibatkan kebutaan



WOC

Usia >  40 th
DM
Kortikosteroid jangka panjang
Miopia
Trauma mata











                                 Obstruksi jaringan                                  peningkatan tekanan
                                  Trabekuler                                                               Vitreus





                              Hambatan pengaliran                    pergerakan iris kedepan
                              Cairan humor aqueous







Nyeri
 




                                  TIO meningkat          Glaukoma              TIO Meningkat






                                  Gangguan saraf optik                                             tindakan operasi

















Anxietas
 



Kurang  Pengetahuan
 

Gangguan persepsi sensori penglihatan
 


 




                                  Perubahan penglihatan
                                          Perifer






                                          Kebutaan






Tidak ada komentar:

Posting Komentar