LANDASAN
TEORITIS PENYAKIT GLAUKOMA
A.
Defenisi
• Glaukoma
adalah suatu kelainan mata berupa rusaknyaserabut syaraf optik pada daerah sekitar tempat keluar bola mata.
Glaukoma berasal dari kata Yunani “glaukos”
yang berarti hijau kebiruan, yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil
penderita glaukoma. Kelainan mata glaukoma ditandai dengan meningkatnya tekanan
bola mata, atrofi saraf optikus, dan menciutnya lapang pandang.
-
Glaukoma adalah suatu
penyakit dimana tekanan di dalam bola mata meningkat, sehingga terjadi
kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan
(Mayenru Dwindra, 2009).
-
Menurut Martinelli (1991)
dalam Sunaryo Joko Waluyo (2009), bahwa glaukoma merupakan kelainan mata yang mempunyai gejala
peningkatan tekanan intraokuler (TIO), dimana dapat mengakibatkan penggaungan
atau pencekungan papil syaraf optik sehingga terjadi atropi syaraf optik,
penyempitan lapang pandang dan penurunan tajam pengelihatan.
-
Glaukoma adalah suatu penyakit yang memberikan
gambaran klinik berupa peningkatan tekanan bola mata, penggaungan papil saraf
optik dengan defek lapang pandangan mata (Sidarta Ilyas,2000).
-
Penyakit mata dimana tekanan intraokuler menjadi
sangat patologik, kadang meningkat secara cepat sampai 60 dan 70 mmHg
-
Glaukoma adalah kelompok penyakit mata yang
disebabkan oleh tingginya tekanan bola mata sehingga menyebabkan rusaknya saraf
optik yang membentuk bagian-bagian retina retina di belakang bola mata. Saraf
optik menyambung jaringan-jaringan penerima cahaya (retina) dengan bagian dari
otak yang memproses informasi pengelihatan.
-
Glaukoma merupakan suatu penyakit yang
mempunyai suatu karakteristik umum optik neuropati yang berhubungan dengan
hilangnya fungsi penglihatan. Walaupun kenaikan tekanan intra okuli adalah
salah satu dari faktor resiko primer, ada atau tidaknya faktor resiko ini tidak
mengubah defenisi penyakit.
B.
Etiologi
Terdapat
3 faktor penting yang menentukan tekanan bola mata, yaitu:
1. Jumlah produksi
akuos oleh badan siliar
2. Tahanan aliran
akuos humor yang melalui sistem trabekular meshwork-kanalis Schlem
3. Level dari
tekanan vena episklera
Umumnya peningkatan TIO disebabkan
oleh peningkatan tahanan aliran akuos humor.
Penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler ini
disebabkan oleh:
- Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar
- Berkurangnya
pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil.
Faktor-faktor resiko
dari glaukoma adalah (Bahtiar Latif, 2009):
1. Umur
Resiko glaukoma
bertambah tinggi dengan bertambahnya usia. Terdapat 2% dari populasi usia 40
tahun yang terkena glaukoma. Angka ini akan bertambah dengan bertambahnya usia.
2. Riwayat anggota keluarga yang terkena glaukoma
Untuk glaukoma jenis
tertentu, anggota keluarga penderita glaukoma mempunyai resiko 6 kali lebih
besar untuk terkena glaukoma.Resiko terbesar adalah kakak-adik kemudian
hubungan orangtua dan anak-anak.
3. Tekanan bola mata
Tekanan bola mata diatas 21 mmHg beresiko tinggi terkena
glaukoma.Meskipun untuk sebagian individu, tekanan bola mata yang lebih rendah
sudah dapat merusak saraf optik.Untuk mengukur tekanan bola mata dapat
dilakukan di rumah sakit mata atau pada dokter spesialis mata.
4. Obat-obatan
Pemakai steroid secara rutin misalnya pemakai obat tetes mata yang
mengandung steroid yang tidak dikontrol oleh dokter, obat inhaler untuk
penderita asma, obat steroid untuk radang sendi, dan pemakai obat secara rutin
lainnya.
5. Riwayat trauma
(luka kecelakaan) pada mata.
6. Riwayat penyakit
diabetes (kencing manis), hipertensi, dan migren.
Glaukoma adalah
bagian penyakit mata yang menyebabkan proses hilangnya pengelihatan,tetapi
proses ini dapat dicegah dengan obat-obatan, terapi laser dan pembedahan. Perlu
dicatat bahwa setelah terjadi hilangnya pengelihatan yang disebabkan oleh
glaukoma, maka hal ini tidak dapat disembuhkan kembali, maka sangat penting untuk
mencegah atau menghentikan proses hilangnya penelihatan ini.
C.
Patofisiologi
Aquous humor secara kontiniu diproduksi oleh
badan silier (sel epitel prosesus ciliary bilik mata belakang) untuk memberikan nutrien pada lensa. Aquous humor mengalir melalui jaring-jaring trabekuler, pupil, bilik mata
depan, trabekuler mesh work dan kanal schlem. Tekanan Intra Okuler (TIO)
dipertahankan dalam batas 10-21 mmHg tergantung keseimbangan antara produksi
dan pegeluaran (aliran) AqH di bilik mata depan.
Peningkatan TIO akan menekan aliran darah ke syaraf optik dan
retina sehingga dapat merusak serabut syaraf optik menjadi iskemik dan mati.
Selanjutnya menyebabkan kerusakan jaringan yang dimula dari perifer menuju ke
fovea sentralis.Hal ini menyebabkan penurunan lapang pandang yang dimulai dari
derah nasal atas dan sisa terakhir pada temporal (Sunaryo Joko Waluyo, 2009).
D.
Klasifikasi
Glaukoma
1. Glaukoma Primer
a. Glaukoma Sudut
Terbuka
Merupakan sebagian besar dari glaukoma (90-95%), yang
meliputi kedua mata, umumnya mengenai umur 40 thun ke atas.Timbulnya kejadian dan kelainan berkembang secara lambat.Disebut sudut
terbuka karena humor aqueous mempunyai pintu terbuka ke jaringan
trabekular.Pengaliran dihambat oleh perubahan degeneratif jaringan trabekular,
saluran schleem, dan saluran yang berdekatan.Perubahan saraf optik juga dapat
terjadi.Gejala awal biasanya tidak ada, kelainan diagnosa dengan peningkatan
TIO dan sudut ruang anterior normal.Peningkatan tekanan dapat dihubungkan
dengan nyeri mata yang timbul.
b. Glaukoma Sudut
Tertutup
Disebut sudut tertutup karena ruang anterior secara
anatomis menyempit sehingga iris terdorong ke depan, menempel ke jaringan
trabekular dan menghambat humor aqueous mengalir ke saluran schlemm. Pergerakan
iris ke depan dapat karena peningkatan tekanan vitreus, penambahan cairan di
ruang posterior atau lensa yang mengeras karena usia tua. Gejala yang timbul
dari penutupan yang tiba- tiba dan meningkatnya TIO, dapat berupa nyeri mata
yang berat, penglihatan yang kabur dan terlihat hal. Penempelan iris
menyebabkan dilatasi pupil, bila tidak segera ditangani akan terjadi kebutaan
dan nyeri yang hebat.
2. Glaukoma Sekunder
Dapat terjadi dari peradangan mata , perubahan
pembuluh darah dan trauma. Dapat mirip dengan sudut terbuka atau tertutup
tergantung pada penyebab:
- Perubahan lensa
- Kelainan uvea
- Trauma
- Bedah
Jenis ini berhubungan dengan penyakit-penyakit lain seperti diabetes,
trauma dan arthritis pada anak-anak. Obat tetes mata atau tablet yang
mengandung steroid juga dapat meningkatkan tekanan pada mata. Karena itu
tekanan pada mata harus diukur teratur bila sedang menggunakan obat-obatan
tersebut.
3.
Glaukoma Kongenital
Jenis
glaukoma ini jarangditemukan dan didapat pada saat kelahiran. Kelainan ini
berhubungan dengan sistem saluran pembuangan cairan di dalam mata yang tidak
berfungsi dengan baik. Akibatnya tekanan pada mata meningkat terus dan
menyebabkan pembesaran mata bayi, bagian depan mata berair dan berkabut, peka
terhadap cahaya dan dapat mengalami kebutaan.
a.
Primer atau infantile
Glaukoma
infantil atau kongenital primer ini timbul pada saat lahir atau dalam 1 tahun
kehidupannya. Kondisi ini disebabkan kelainan perkembangan sudut bilik depan
yang menghambat aliran akuous humor. Patofisiologi terjadinya ada dua, yang
pertama bahwa ketidaknormalan membran atau sel pada trabekular meshwork adalah
mekanisme patologik primer, yang kedua adalah anomali segmen anterior luas,
termasuk insersi abnormal muskulus siliaris.
b.
Menyertai kelainan kongenital lainnya
Disertai
dengan penyait mata (misal dysgenesis segmen anterior, aniridia) juga dengan
penyakit sistemik (misal rubella, sindrom Lowe)
4.
Glaukoma Absolut
Merupakan stadium akhir glaukoma (sempit/terbuka)
dimana sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan
gangguan fungsi lanjut. Pada glaukoma absolut kornea terlihat keruh, bilik mata
dangkal, papil atrofi dengan eksvasi glaukomatosa, mata keras seperti batu dan
dengan rasa sakit.Sering mata dengan buta ini mengakibatkan penyumbatan
pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskulisasi pada
iris.Keadaan ini memberikan rasa sakit sekali akibat timbulnya glaukoma
hemoragik.
E.
Manifestasi
Klinis
Umumnya glaukoma tanpa ditandai dengan
gejala yang nyata. Diketahui saat penyakitnya sudah lanjut dan mengalami
kehilangan penglihatan. Yang
mengkhawatirkan, glaukoma seringkali timbul tanpa gejala sampai pada fase
terakhir,
kecuali glaukoma jenis akut (tekanan
bola mata tiba-tiba meninggi sehingga mata terasa sakit sekali). Karena itu
deteksi dini glaukoma sangat penting, konsultasikan ke dokter spesialis
mataanda mengenai glaukoma untuk pendeteksian dini.
Pada stadium lanjut keluhan klien yang
muncul adalah sering menabrak akibat pandangan yang menjadi jelek atau lebih
kabur, lapangan pandang menjadi lebih sempit hingga kebutaan secara permanen.
Gejala yang lain adalah (Harnawartiaj, 2008):
-
Mata terasa sakit tanpa kotoran.
-
Kornea suram.
-
Disertai sakit kepala hebat terkadang sampai
muntah.
-
Kemunduran penglihatan yang berkurang cepat.
-
Nyeri di mata dan sekitarnya.
-
Edema kornea.
-
Pupil lebar dan refleks berkurang sampai
hilang.
-
Lensa keruh.
Selain itu glaukoma akan
memperlihatkan gejala sebagai berikut (Sidharta Ilyas, 2004):
-
Tekanan bola mata yang tidak normal
-
Rusaknya selaput jala
-
Menciutnya lapang penglihatan akibat rusaknya
selaput jala yang dapat berakhir dengan kebutaan.
F.
Pemeriksaan
Diagnostik dan Penunjang
-
Oftalmoskopi :
Untuk melihat fundus bagian mata dalam yaitu retina, discus optikus macula dan
pembuluh darah retina.
-
Tonometri :
Adalah alat untuk mengukurtekanan intra okuler, nilai mencurigakan apabila
berkisar antara 21-25 mmhg dan dianggap patologi bila melebihi 25 mmhg.
-
Pemeriksaan
lampu-slit.
Lampu-slit
digunakan unutk mengevaluasi oftalmik yaitu memperbesar kornea, sclera dan
kornea inferior sehingga memberikan pandangan oblik kedalam tuberkulum dengan
lensa khusus.
-
Kartu mata
Snellen/mesin Telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan)
: Mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa, aquous atau vitreus humor,
kesalahan refraksi, atau penyakit syaraf atau penglihatan ke retina atau jalan
optik.
-
Gonioskopi ; adalah
suatu cara untuk menilai lebar sempitnya sudut bilik mata depan. Dengan
demikian dapat dibedakan glaucoma sudut terbuka atau sudut tertutup, juda dapat
dilihat apakah ada perlekatan iris bagian perifer.
-
Pemeriksaan
Ultrasonografi.
Ultrasonografi
adalah gelombang suara yang dapat digunakan unutk mengukur dimensi dan struktur
okuler. Ada dua tipe ultrasonografi yaitu :
*A-Scan-Ultrasan.
Berguna untuk membedakan tumor maligna dan benigna, mengukur mata untuk pemasangan implant lensa okuler dan memantau adanya glaucoma congenital.
*B-Scan-Ultrasan.
Berguna untuk mendeteksi dan mencari bagian struktur dalam mata yang kurang jelas akibat adanya katarak dan abnormalitas lain.
Berguna untuk membedakan tumor maligna dan benigna, mengukur mata untuk pemasangan implant lensa okuler dan memantau adanya glaucoma congenital.
*B-Scan-Ultrasan.
Berguna untuk mendeteksi dan mencari bagian struktur dalam mata yang kurang jelas akibat adanya katarak dan abnormalitas lain.
G.
Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
-
Operasi Laser;
Laser Trabeculoplasty (LTP) adalah teknik laser lanjutan yang digunakan untuk
merawat glaukoma sudut-terbuka.Tidak perlu menginap di rumah sakit. Pada banyak
kasus, pemberian obat tetes mata masih diperlukan walaupun telah dilakukan
terapi laser.
-
Obat tetes mata;
ini adalah bentuk perawatan yang paling umum dan paling awal diberikan. Sangatlah
penting untuk menggunakan obat tetes mata sesuai resep.
Beberapa obat tetes
mata memiliki efek samping dan dokter spesialis mata akan merekomendasikan yang
paling sesuai untuk anda.
-
Operasi filtrasi
mata; bila obat-obatan atau operasi laser gagal mengendalikan tekanan pada mata
anda. Tindakan operasi akan dilakukan untuk membuat saluran baru agar
memudahkan cairan keluar dari dalam bola mata.
Glaukoma bukanlah penyakit yang dapat
disembuhkan.Glaukoma dapat dicegah untuk menghambat kerusakan lanjut dari
lapang pandangan dan rusaknya saraf penglihat.Tujuan penatalaksanaan adalah
menurunkan TIO ke tingkat yang konsisten dengan mempertahankan penglihatan.
Penatalaksanaan berbeda-beda tergantung klasifikasi penyakit dan respons
terhadap terapi (Harnawartiaj, 2008):
• Terapi obat.
• Aseta Zolamit (diamox, glaupakx) 500 mg oral.
• Pilokarpin Hcl 2-6 % 1 tts / jam.
• Bedah lazer.
• Penembakan lazer untuk memperbaiki aliran
humor aqueus dan menurunkan TIO.
• Bedah konfensional.
• Iredektomi perifer atau lateral
Dilakukan untuk mengangkat sebagian iris untuk
memungkinkan aliran humor aqueus dari kornea posterior ke
anterior.Trabekulektomi (prosedur filtrasi) dilakukan untuk menciptakan saluran
baru melalui sklera.
H.
Komplikasi
Jika tidak diobati, bola mata akan terus membesar dan bisa
mengakibatkan kebutaan
WOC
Usia > 40 th
DM
Kortikosteroid
jangka panjang
Miopia
Trauma mata
![]() |
|||
![]() |
Obstruksi jaringan peningkatan
tekanan

![]() |
Hambatan pengaliran pergerakan iris kedepan

![]() |
|||
|




![]() |
Gangguan saraf
optik tindakan
operasi
![]() |
|||||||||
![]() |
|||||||||
|
|||||||||
|
|||||||||
|
|||||||||


Perifer
![]() |
Kebutaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar