BAB I
PENDAHULUAN
Kencing nanah atau gonore (bahasa Inggris: gonorrhea atau gonorrhoea) adalah penyakit menular
seksual yang
disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva).
Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama
kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan
menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi (Wikipedia). Namun penyakit gonore ini dapat juga ditularkan
melalui ciuman atau kontak badan yang dekat. Kuman patogen tertentu yang
mudah menular dapat ditularkan melalui makanan, transfusi darah, alat suntik
yang digunakan untuk obat bius.
Penyakit
menular seksual juga disebut penyakit venereal merupakan penyakit yang paling
sering ditemukan di seluruh dunia. Pengobatan penyakit ini efektif dan
penyembuhan cepat sekali. Namun, beberapa kuman yang lebih tua telah menjadi
kebal terhadap obat-obatan dan telah menyebar ke seluruh dunia dengan adanya
banyak perjalanan yang dilakukan orang-orang melalui transportasi udara.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Kencing nanah atau gonore (bahasa
Inggris: gonorrhea
atau gonorrhoea) adalah penyakit menular
seksual yang
disebabkan oleh Neisseria
gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva).
Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama
kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan
menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi (Wikipedia).
Gonorhea adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Neisseria Gonorhea yang pada umumnya ditularkan melalui hubungan kelamin,
tetapi dapat juga secara langsung dengan eksudat yang infektif. (Dr.Soedarto,
Penyakit-penyakit Infeksi di Indonesia,1990,Hal.74)
2.2 Penyebaran
Gonore dapat menyebar melalui aliran darah ke bagian
tubuh lain terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke
saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul sehingga menyebabkan
nyeri pinggul dan gangguan reproduksi.
2.3 Etiologi
Penyebab
pasti penyakit gonore adalah bakteri Neisseria gonorrhea yang
bersifat patogen. Daerah yang paling mudah terinfeksi adalah daerah dengan
mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang pada wanita yang
belum pubertas.
2.4 Manifestasi
klinis
Pada pria:
- Gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi
- Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra kemudian diikuti nyeri ketika berkemih
- Disuria yang timbul mendadak, rasa buang air kecil disertai dengan keluarnya lendir mukoid dari uretra
- Retensi urin akibat inflamasi prostat
- Keluarnya nanah dari penis.
Pada
wanita:
- Gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi
- Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama beberapa minggu atau bulan (asimtomatis)
- Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Namun, beberapa penderita menunjukkan gejala yang berat seperti desakan untuk berkemih
- Nyeri ketika berkemih
- Keluarnya cairan dari vagina
- Demam
- Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, indung telur, uretra, dan rektum serta menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual
Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubunga
seks melalui anus, dapat menderita gonore di rektumnya. Penderita akan merasa
tidak nyaman disekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah
disekitar anus tampak merah dan kasar serta tinja terbungkus oleh lendir dan nanah.
2.5 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan
atas dasar anamnesis, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan pembantu yang terdiri
atas 15 tahap, yaitu:
1. Sediaan langsung dengan pewarnaan gram akan ditemukan
diplokokus gram negatif, intraseluler dan ekstraseluler, leukosit
polimorfonuklear.
2. Kultur untuk identifikasi perlu atau tidaknya
dilakukan pembiakan kultur. Menggunakan media transport dan media pertumbuhan.
3. Tes definitif, tes oksidasi (semua golongan Neisseria
akan bereaksi positif), tes fermentasi (kuman gonokokus hanya meragikan
glukosa)
4. Tes beta laktamase, hasil tes positif ditunjukkan
dengan perubahan warna kuning menjadi merah apabila kuman mengandung enzim beta
laktamase
5. Tes Thomson dengan menampung urin pagi dalam dua
gelas. Tes ini digunakan untuk mengetahui sampai dimana infeksi sudah
berlangsung.
2.6 KOMPLIKASI
Pada
pria:
·
Prostatitis
·
Cowperitis
·
Vesikulitis seminalis
·
Epididimitis
·
Cystitis dan infeksi
traktus urinarius superior
Pada wanita:
·
Komplikasi uretra
·
Bartholinitus
·
Endometritis dan
metritis
·
Salphingitis
2.7 Pengobatan
- Medikamentosa
ü
Walaupun semua
gonokokus sebelumnya sangansensitif terhadap penicilin, banyak ‘strain’ yang
sekarang relatif resisten. Terapi penicillin, amoksisilin, dan tetrasiklin
masih tetap merupakan pengobatan pilihan.
ü
Untuk sebagian besar
infeksi, penicillin G dalam aqua 4,8 unit ditambah 1 gr probonesid per- oral
sebelum penyuntikan penicillin merupakan pengobatan yang memadai.
ü
Spectinomycin berguna
untuk penyakit gonokokus yang resisten dan penderita yang peka terhadap
penicillin. Dosis: 2 gr IM untuk pria dan 4 gr untuk wanita.
ü
Pengobatan jangka
panjang diperlukan untuk endokarditis dan meningitis gonokokus.
- Non-medikamentosa
Memberikan
pendidikan kepada klien dengan menjelaskan tentang:
ü Bahaya penyakit menular seksual
ü Pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan
ü Cara penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk
pasangan seks tetapnya
ü Hindari hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai
kondom jika tidak dapat dihindari.
ü Cara-cara menghindari infeksi PMS di masa yang akan
datang.
2.8 ASUHAN
KEPERAWATAN
- Pengkajian
a. Identitas
Nama, Umur, jenis kelamin,
agama, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, status perkawinan, alamt, tanggal
masuk Rumah Sakit.
b. Keluhan Utama
Biasanya nyeri saat kencing
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Tanyakan penyebab terjadinya
infeksi, bagaimana gambaran rasa nyeri, daerah mana yang sakit, apakah menjalar
atau tidak, ukur skala nyeri dan kapan keluhan dirasakan.
d. Riwayat Penyakit Dulu
Tanyakan apakah pasien
pernah menderita penyakit parah sebelumnya, (sinovitis, atritis)
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tanyakan apakah dikeluarga
klien ada yang menderita penyakit yang sama dengan klien.
f.
Pengkajian 11 Pola
Fungsional Gordon
ü Pola
persepsi dan manajemen kesehatan
Biasanya pasien tidak menyadari
bahwa ia telah menderita penyakit gonorhea. Dia akan menyadari setelah penyakit
tersebut telah parah.
ü Pola
nutrisi dan metabolik
Biasanya kebutuhan nutrisi
tidak terganggu, namun apabila infeksi terjadi pada tenggrokan maka pasien akan
merasakan nyeri pada tenggorokannya sehingga ia akan sulit makan.
ü Pola
eliminasi
Penderita akan mengalami gejala
seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika berkemih dan keluar cairan pada
alat kelamin. Kaji frekwensi, warna dan bau urin.
ü Pola
latihan /aktivitas
Tanyakan bagaiman pola
aktivitas klien. Biasanya aktivitas klien tidak begitu terganggu.
ü Pola
istirahat tidur
Tanyakan bagaimana pola tidur
klien, apakah klien merasa terganggu dengan nyeri yang dirasakannya.
ü Pola
persepsi kognitif
Biasanya pola ini tidak
terganggu, namun apabila terjadi infeksi pada mata pasien maka kita harus
mengkaji peradangan pada konjunctiva pasien.
ü Pola
persepsi diri
Tanyakan kepada klien bagaimana
ia memandang penyakit yang dideritanya. Apakah klien bisa menerima dengan baik
kondisi yang ia alami saat ini. Tanyakan apakah sering merasa marah, cemas,
takut, depresi, karena terjadi perubahan pada diri pasien. Biasanya klien
merasa cemas dan takut terhadap penyakitnya.
ü Pola
Koping dan toleransi stress
Kaji bagaimana pola koping
klien, bagaimana tingkat stres klien, apakah stres yang dialami mengganggu pola
lain seperti pola tidur, pola makan dan lain-lain. Tanyakan apa yang dilakukan
klien dalam menghadapi masalah dan apakah tindakan tersebut efektif untuk
mengatasi masalah tersebut atau tidak. Apakah ada orang lain tempat berbagi dan
apakah orang tersebut ada sampai sekarang. Apakah ada penggunaan obat untuk
penghilang stress
ü Pola
peran hubungan
Bagaimana peran klien dalam
keluarga dan masyarakat. Apakah hubungan klien dengan keluarga dan masyarakat.
Apakah klien mampu bergaul dengan masyarakat dengan baik. Tanyakan tentang
sistem pendukung dalam kehidupan klien seperti: pasangan, teman, dll. Biasanya
klien merasa kesepian dan takut tidak diterima dalam lingkungannya.
ü Pola
reproduksi seksual
Perawat perlu mengkaji
bagaimana pola reproduksi seksual klien. Berapa jumlah anak klien. Tanyakan
masalah seksual klien yang berhubungan dengan penyakitnya.
ü Pola
keyakinan
Tanyakan apa keyakinan atau
agama klien, bagaimana aktivitas ibadah klien, apakah klien taat beibadah.
Tanyakan apakah ada pengaruh agama dalam kehidupan.
- Diagnosa dan Intervensi
DIAGNOSA NANDA
|
KRITERIA HASIL NOC
|
INTERVENSI KEPERAWATAN (NIC)
|
1.
Nyeri b.d reaksi Infeksi
|
·
Kontrol Nyeri
Defenisi: Seseorang dapat mengontrol nyeri
Indikator:
- Mengenali factor kausal
- Mengenali gejala sakit
- Pengendalian Nyeri
- Menggunakan buku harian rasa sakit
•
Level Nyeri
Indikator:
- Melaporkan Nyeri
- Persen tubuh yang terkena
- Frekwensi nyeri
- Kehilangan nafsu makan
- Perubahan Pola pernapasan
- Perubahan pompa jantung
|
• Manajemen nyeri
Defenisi: Pengurangan rasa nyeri
serta penungkatan kenyamanan yang bisa diterima oleh pasien.
Aktivitas:
- Lakukan penilaian nyeri secara
komprehensif dimulai dari lokasi, karakteristik, durasi, frekwensi, kualitas,
intensitas dan penyebab
- Pastikan pasien mendapat
perawatan dengan analgestik
- Gunakan komunikasi terapeutik
agar pasien dapat menyatakan pengalaman nyeri nya serta dukungan dalam
merespon nyeri
- Tentukan dampak nyeri terhadap
kehidupan sehari-hari (tidur, nafsu makan, aktifitas, kesadaran, mood,
hubungan social, performance kerja dan melakukan tanggung jawab sehari-hari
- Membantu pasien dan keluarga
untuk memberi dukungan
- Gunakan langkah-langkah
pengendalian nyeri sebelum nyerio menjadi parah
- Pastikan bahwa pasien mendapat
perawatan analgestik yang tepat
•
PCA yang dikendalikan
Defenisi: Fasilitas pengawasan
administrasi analgestik dan regulasi pasien
Aktivitas:
- Kolaborasi dengan dokter,
pasien, anggota keluarga, dalam pemilihan jenis narkotika untuk digunakan
- Hindari penggunaan Demerol
- Pastikan bahwa pasien tidak
alergi terhadap analgestik yang sudah diatur
- Ajar pasien dan keluarga untuk
memantau intensitas nyeri, kualitas, dan durasi
- Ajari pasien dan keluarga
untuk memantau rata-rata respirasi dan tekanan darah
- Ajari pasien dan keluarga efek
samping dari pengurangan nyeri
- Dokumentasikan nyeri pasien,
jumlah dan frekwensi dari dosis obat dan respon terhadap pengobatan nyeri
|
2.
Perubahan pola eliminasi urin
|
·
Pembatasan
urin
Definisi: kontrol eliminasi urine
Indikator:
ü Mengenali tanda untuk eliminasi
ü Meramalkan pola jalan urin
ü Pengosongan kandung kemih dengan komplet
ü Mampu untuk mulai dan berhenti buang air kecil
·
Eliminasi
urin
Indikator:
ü Pola eliminasi dalam batas yang diharapkan
ü Jumlah urine
ü Urin bebas dari partikel
ü Urin keluar tanpa sakit
ü Urin keluar tanpa ragu
|
·
Pengaturan
eliminasi urin
Aktivitas:
ü Monitor eliminasi urin, termasuk frequensi,
konsistensi, bau, volume, dan warna jika diperlukan
ü Monitor tanda dan symptom retensi urin
ü Catat waktu terakhir BAK
ü Instruksikan pasien/ keluarga untuk mencatat
pengeluaran urin
ü Batasi cairan jika diperlukan
ü Bantu pasien untuk ke toilet dengan teratur
ü Catat waktu pengosongan setelah prosedur
·
Perawatan
retensi urin
Aktivitas:
ü Sediakan privasi untuk eliminasi
ü Gunakan kekuatan sugesti untuk mengeluarkan air
ü Stimulasi reflek kandung kemih dengan mendinginkan
perut.
ü Sediakan cukup waktu untuk pengosongan kandung
kemih
ü Masukan kateter jika diperlukan
ü Instruksikan pasien untuk mencatat output urin
ü Monitor intake dan output
ü Monitor tingkat distensi kandung kemih dengan
palpasi dan perkusi
ü Bantu pasien untuk ke toilet dengan teratur
|
Definisi: perasaan ketidaknyamanan atau ketakutan disertai oleh respon
otonom (sumber seringkali spesifik atau tidak diketahui individu), sebuah
perasaan ketakutan yang disebabkan oleh antisipasi bahaya. Ini adalah
sinyal peringatan yang memperingatkan bahaya yang akan datang dari yang memungkinkan individu untuk
mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman
Batasan
karakteristik:
Perilaku
:
· Gelisah
· Resah
· Produktivitas
berkurang
· Scanning
dan kewaspadaan
· Berhubungan
dengan keturunan/hereditas
|
·
Control cemas
Indicator
:
-
monitor intensitas kecemasann
-
menyingkiran tanda kecemasan
-
menggunakan teknik relaksasi
untuk mehilangkan kecemasan
-
melaporkan tidak adanya gangguan
persepsi sensori
·
Koping
Indikator
:
-
melibatkan anggota keluarga dalam
pembuatan keputusan
-
menunjukkan strategi penurunan
stress
-
menggunakan dukungan sosial
|
Penurunan
kecemasan
Aktivitas :
·
tenangkan klien
·
jelaskan prosedur tindakan kepada
klien dan perasaan yg mungkin muncul pada saat melakukan tindakan
·
berusaha memahami keadaan klien
·
kaji tingkat kecemasan dan reaksi
fisik
·
sediakan aktivitas untuk
menurunkan ketegangan
·
bantu pasien untuk
mengidentifikasi situasi yg menciptakan cemas.
·
Instruksikan pasien untuk
menggunakan teknik relaksasi
·
Peningkatan koping:
Aktivitas :
ü Hargai
pemahaman pasien tentang proses penyakit
ü Gunakan
pendekatan yang tenang dan memberikan jaminan
ü Sediakan
informasi actual tentang diagnose, penanganan, dan prognosis
ü Sediakan
pilihan yang realistis tentang aspek perawatan saat ini
ü Tentukan
kemampuan klien untuk mengambil keputusan
ü Instruksikan
pasien untuk menggunakan teknik relaksasi
ü Bantu
pasien untuk mengidentifikasi strategi positif untuk mengatasi keterbatasan
dan mengelola gaya hidup/perubahan peran
|
Daftar Pustaka
Lachlan, MC. 1987. Buku Pedoman Diagnosis dan
Penyakit Kelamin. Ilmiah Kedokteran: Yogyakarta.
Natadidjaja, hendarto. 1990. Kapita Selekta
Kedokteran. Bina Rupa Aksara: Jakarta.
Prof. DR. Djuanda, Adhi. 1999. Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin Edisi 3. Balai Penerbit FKUI: Jakarta.
Wikinson, Judith M. 2006. Buku saku DIAGNOSIS
KEPERAWATAN. Penerbit buku kedokteran EGC.
Carpenito, Lynda J. 2001. Buku saku DIAGNOSA
KEPERAWATAN Edisi 8.Penerbit buku kedokteran EGC.
http://www.blogdokter.net/2008/05/25/gonorrhea
Tidak ada komentar:
Posting Komentar